Twitter Instagram

EcoDefender Jayapura Lakukan Sosialisasi dan Pemutaran Film di Kampung Yewena

Susana diskusi setelah pemutaran film Dari Hutan Kitong Hidup di Kampung Yewena,Sabtu(26/11/2022).

Masyarakat Kampung Yewena yang mendiami kawasan di kaki Gunung Cycloop Kabupaten Jayapura mengakui bahwa separuh hidup mereka sangat bergantung pada hutan dan laut yang ada di sekitarnya. Tanpa itu, mereka tak mungkin hidup dan ada hingga saat ini.

“Kami sangat bergantung dengan hutan,kami mendapatkan penghasilan dari buah-buahan yang di tanami dan kami merupakan orang pesisir yang bergantung pada hasil laut,” kata Ibu Jemima Ofide warga Kampung Yewena, dalam diskusi pemutaran film bersama EcoDefender di Kampung Yewena, Sabtu(26/11/2022).

Mama Jemima mencontohkan Festival buah mangga di Kampung Yewena dan Kampung Dormena. Karena banyak sekali pohon mangga, sehingga itu memberi manfaat bagi masyarakat di beberapa kampung di sekitarnya.

Kegiatan nonton film dan diskusi Film “Dari Hutan Kitong Hidup” dipandu oleh Nelce Assem dengan menghadirkan narasumber yang merupakan sutradara dari film”Dari Hutan Kitong Hidup”.

Sebelum nonton film, dilakukan Sosialisasi Perlindungan Cagar Alam Cyclop dan Pelestarian Penyu di Kampung Yewena.Kegiatan sosialisasi sendiri di hadiri oleh siswa SD dan SMP dengan jumlah 106 anak.

Karena masyarakat Kampung Yewena juga tinggal di bawah kaki Gunung Cyclop sehingga sosialisasi terkait menjaga hutan cyclop agar tidak dirusak atau ditebang dan menjelaskan terkait bahaya ketika hutan cyclop rusak,sehingga masyarakat setempat tidak menjadi pelaku dalam merusak hutan.

Pelestarian penyu juga dilakukan karena di Kampung Yewena sendiri memiliki Penyu di Pantai Saweepa.Penyu tersebut akan naik untuk bertelur pada Januari-Juni. Andi, sang penjaga penyu mengatakan ada 4 jenis penyu yang ada daerah tersebut.

Berkaitan dengan pelestarian Cagar Alam cyclop maka dilakukan kegiatan nonton film dan diskusi dengan tujuan agar masyarakat sadar bahwa hutan cyclop sangat penting bukan hanya untuk mereka saja melainkan Kota dan Kabupaten Jayapura.

Pemutaran film ini juga bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah lingkungan apa yang terjadi di Kampung Yewena sehingga ada kerja sama selanjutnya untuk bersama-sama meningkatkan potensi-potensi yang ada di Kampung Yewena.

Pemutaran film dilakukan pukul 18.00 wit kemudian dilanjutkan dengan diskusi bersama dengan narasumber yang merupakan sutradara film yakni Kristina Soge,perempuan keerom yang saat ini berkuliah di Universitas Cendrawasih.

Kristin menceritakan latar belakang dari pembuatan film dokumenter tersebut yakni karena tempat tinggalnya yakni Kabupaten Keerom banyak perusahaan kelapa sawit yang sudah masuk sehingga merusak hutan.

Tujuannya agar masyarakat sadar bahwa hutan merupakan sumber kehidupan,segala sesuatu tersedia di alam,masyarakat tinggal mengambilnya secara gratis. (Nelce/Ecodefender)