Twitter Instagram

Konservasi Tradisional Teluk Wondama Mampu Mempertahankan Keberlanjutan Megabentos

Beberapa lokasi di Kabupaten Teluk Wondama Papua Barat mengenal kebudayaan konservasi tradisional, yang kita kenal dengan sebutan Sasi. Sasi merupakan salah satu bentuk pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam yang dipraktekkan berbagai masyarakat pesisir di Papua dan Maluku. Banyak pelaksana konservasi menyimpulkan sasi merupakan salah pendekatan pengelolaan dan konservasi sumber daya pesisir yang efektif.

Hasil penelitian dari Adrian Jentewo dan Muhammad Lazuardi yang diterbitkan Jurnal Igya Ser Hanjop, Desember 2021 menyebutkan, di Kabupaten Teluk Wondama, Sasi dilaksanakan pada beberapa kampung yaitu Kampung Sombokoro di Distrik Windesi, Kampung Menarbu dan Kepulauan Auri di Distrik Roon serta di Kampung Isenebuai Distrik Rumberpon.

Kampung Menarbu memberlakukan sasi yang dikenal dengan sebutan “kadup” dengan luasan kurang lebih 1.194 ha. Ada lokasi sasi di depan kampung yang ditutup pada selama tiga tahun sejak tahun 2018-2020, kemudian dibuka selama 2 bulan dan ditutup kembali. Masyarakat Kampung Sombokoro memberlakukan sasi yang dalam bahasa Windesi disebut “sawora” dengan luasan 345.203 ha. Sasi ini diberlakukan tahun 2016-2018 dan dibuka lebih dari satu tahun. Kepulauan Auri memiliki luas wilayah sasi yang diperkirakan kurang lebih 318.924 ha yang mencakup tujuh pulau.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pada lokasi yang menerapkan sasi memiliki lebih banyak spesies megabentos. Perbandingan keakeragaman spesies juga menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara keragaman megabentos pada lokasi-lokasi sasi dari non sasi, walaupun hasil analisa komposisi spesies menunjukkan tingkat kesamaan spesies yang tinggi.

Penelitian ini berhasil mencatat 19 spesies megabentos dari 4 famili dengan jumlah individu 1.357. Jumlah megabentos pada kampung yang memberlakukan sasi sebanyak 1.027 individu dan pada kampung yang tidak memberlakukan sasi sebanyak 330 individu.

Megabentos merupakan kelompok komoditas yang bernilai di mata masyarakat tradisional pesisir Teluk Wondama. Hal tersebut membuat dua kampung yang memberlakukan sasi di Teluk Wondama yaitu Kampung Menarbu dan Kampung Sombokoro memasukan beberapa jenis megabentos bernilai komersial untuk dilindungi pada wilayah sasi.

Para peneliti menulis, pengaturan pengambilan jenis- jenis megabentos di alam merupakan hal yang penting karena salah satu ancaman penurunan populasi megabentos disebabkan oleh penangkapan berlebihan. Agar tidak terjadi pengambilan berlebihan, pengaturan pembagian wilayah pemanfaatan dan waktu berpengaruh pada kelangsungan spesies ini kedepannya.

Sebagai tambahan, pengertian Megabentos adalah organisme yang berukuran lebih dari 1 cm yang hidup di atas atau di dalam dasar laut, meliputi biota menempel, merayap dan meliang serta memiliki peran sebagai sumber bahan makanan bagi organisme yang lain. (abe yomo)