Orang Papua mempunyai alat musik tradisional yang dahulu dipakai untuk fungsi yang beragam, dan mempunyai keunikan tersendiri. Secara umum, alat-alat musik Papua ini biasanya digunakan sebagai pengiring tari-tarian, atau bisa juga digunakan pada saat pesta adat dan sarana untuk menghibur diri. Tapi, sayangnya beberapa alat musik tradisonal Papua ini sudah jarang digunakan, bahkan ada yang hanya bisa ditemukan di museum.
Alat musik tradisional Papua bukan hanya Tifa yang umum dikenal orang, melainkan ada berbagai macam jenis dengan keunikannya masing-masing. Lantas apa saja alat musik tradisional yang dimiliki orang Papua ini? Berikut ini 10 jenis alat musik yang diidentifikasi…
Pikon
Pikon diyakini berasal dari kata Pikonane yang dalam bahasa Baliem berarti bunyi. Pikon kebanyakan dimainkan oleh kaum laki-laki, khususnya di daerah pedalaman suku Dani.
Alat musik tradisional ini biasanya dimainkan saat senggang untuk mengisi kekosongan waktu dan juga menghibur diri dari kepenatan para pria selepas berburu atau bekerja seharian, mereka berkumpul dan memainkan Pikon di Honai (rumah khas suku Dani).
Yi
Yi ini berbentuk sepertui suling, terbuat dari kayu dan bambu. Alat musik ini dulunya digunakan untuk memanggil penduduk dan juga sebagai pengiring tari-tarian daerah. Namanya simpel, tapi suara yang dihasilkan sangatlah unik.
Saat ini alat musik Yi sudah sangat sulit ditemukan.Mencari di perpustakaan digital pun belum tentu menemukan keterangan asal usul musik Yi. Alat musik ini memiliki bentuk fisik yang agak gempal dan berwarna cokelat gelap.
Triton
Sekilas jika kita mendengar nama alat musik ini, seperti tidak asing, Triton memang merupakan nama sebuah daerah di Kaimana yang memiliki keindahan hayati yang lebih indah seperti Raja Ampat.
Alat musik tradisional ini dimainan dengan cara ditiup. Alat musik ini tidaklah dibuat, melainkan daat ditemukan di seluruh pesisir pantai di Papua ( Biak, Yapen, Nabire, Wondama serta Kepulauan Raja Ampat).
Dulunya Triton srig dimanfaatkan untuk sarana berkomunikasi dan memanggil bantuan, namun sekarang lebih sering digunakan untuk hiburan semata.
Fuu
Alat musik Fuu terbuat dari kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat untuk memanggil penduduk suku tertentu dan juga mengiringi tari-tarian tradisional suku Asmat ( Salah satu suku di Selatan Papua)
Bisa dibilang Fuu merupakan paduan antara bentuk suling dan tabung karena bentuknya yang gempal dan berlubang pada ujungnya. Fuu biasanya dimainkan berkolaborasi dengan alat musik Papua lainya seperti Tifa dan atau Kelambut.
Ada rang yang mengatakan bahwa alat musik Fuu adalah identitas Papua yang harus dilestarikan keberadaannya.
Tifa
Alat musik tradisional Tifa dimainkan dengan cara dipukul, teknik memukulnya sama seperti gendang. Tifa terbuat dari batang kayu yang dikosongi atau diambil isinya, lalu salah satu sisinya diberikan kulit rusa atau kulit soa-soa yang telah dikeringkan untuk menghasilkan suara.
Tifa juga alat musuik yang memiki cerita legenda, salah satunya adlah ceriita tentang “Biwar Sang Penakluk Naga”.
Tifa memiliki berbagai macam jenis, diantaranya Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong dan Tifa Bas. Tifa digunakan sebagai irng-iringan lagu, ddansa diserrtai api unggun dan lainnya. Pada jaman dulu, Tifa merupakan penyemangat perang.
Paar dan Kee
Alat musik ini bisa dibilang sebagai sepasang perangko dan surat. Paa terbuat dari Labu dan Kee terbuat dari tulang burung kasuari. Fungsi alat musik ini biasanya digunakan sebagai penutup aurat laki-laki namun juga digunakan sebagai alat musik di beberapa pesta adat.
Para penari yang menggunakan alat musik ini melompat-lompat sehingga kedua benda ini bersentuhan menciptakan bunyi yang memiliki irama. Alat musik ini berasal dari suku Waris di Kabupaten Keerom.
Krombi
Krombi atau Kerombi adalah alat musik yang terbuat dari bambu. Krombi merupakan alat yang digunakan oleh suku Tehit di Papua untuk mengiringi tarian pada acara adat masyarakat seperti pesta adat. Krombi dimainkan menggunakan sebuah kayu kecil yang dipukul.
Krombi bisa ditemukan di Kampung Seremuk, Sorong Selatan Provinsi Papua Barat. Krombi biasanya dimainkan berkolaborasi dengan alat musik lainnya seperti Piko, Nailavos, Fu Akuika, Karapra.
Amyen
Amyen merupakan alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara ditiup. Bentuknya sangat mirip denan alat musik suling. Amyen digunakan untuk mengiring tari-tarian dara serta memnggil dan memberikan tanda bahaya saat perang dahulu.
Amyen menggunakan bahan kayu putih dalam pembuatannya. Alat musik ini diyakini berasal dari suku Web Kabupaten Keerom.
Butshake
Butshake terbuat dari Bambu dan buah kenari. Alat musik ini berasal dari daerah Muyu, Selatan Papua. Instrumen musik ini memiliki suara gemericik saat diayunkan atau dikocok mengunakan tangan. Butshake biasanya digunakan oleh masyarakat Papua sebagai pengiring tarian adat.
Pada prinsipnya Butshake adalah instrumen usik yang suaranya tercipta dari hasil tabrakan antar kenari yang ada pada bambu. Di era modern boleh dibilang Butshake mirip dengan Marakas.
Atowo
Atowo merupakan nama alt musik tradisionaldari Papua yang sudah sulit ditemukan. Bentuknya bulat panjang dengan ukuan relatif kecil dan ringan.
Atowo dimainkan dengan menggunakan 2 tangan Tangan yang satu memegan badan Atowo, dan tangan lainnya menabuh dengan teknik puulan untuk menciptakan irama indah. Atowo biasa digunakan untuk hiburan rakyat. ( Disadur dari Buku Mengenal Papua Lebih Dekat, Pemerintah Provinsi Papua,2018)