
Siang itu, Kamis (28/7/2022) di Jalan Jeruk Nipis Kotaraja, Decky Rumaropen, sosok pria bertubuh tinggi perkasa yang saya kenal sejak Tahun 2009 itu terbaring kaku di dalam peti jenasah. Disamping peti itu, duduk Hans Rumaropen, anak semata wayangnya yang ditemani keluarga dekat lainnya.
Di teras halaman, ratusan pelayat duduk dengan tenang mengikuti prosesi pelepasan jenasah. Sebagian pelayat terpaksa memilih berdiri karena terbatasnya kursi. Terlihat sejumlah tokoh dan aktivis LSM hadir. Mereka datang dari berbagai penjuru kota, untuk melepas kepergian sahabatnya, tokoh LSM yang dihormati dan menjadi panutan, sang Direktur Yayasan Pengembangan Masyarakat Desa (YPMD) Papua.
Berdiri di balik mimbar seorang wanita asal Jepang, Akiko. Dia membacakan surat yang ditulisnya tentang bagaimana sosok Decky Rumaropen di matanya dan teman-temannya di Jepang.
“ Decky punya suara yang indah, Decky punya senyum yang manis. Dimana saja kami berada, Decky selalu menyanyikan lagu Tanah Papua dengan gitar, selamat jalan Decky,” ucapnya dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca.
Akiko kemudian meminta agar lagu Tanah Papua itu dinyanyikan bersama dengan iringan gitar.” Ini adalah permintaan dari teman-teman di Jepang. Kami akan merekamnya dan mengirim kepada teman-teman di Jepang,” kata Akiko. Lagu Tanah Papua pun dikumandangkan oleh seluruh pelayat. Hiroshi, teman Akiko yang merekam suasana itu tak kuat menahan haru. Ia terus menangis ketika merekam dengan Handphonenya suasana pelayat menyanyikan lagu Tanah Papua.
Simon P Morin, mewakili keluarga besar Rumaropen, menyampaikan permohonan maaf jika semasa hidupnya alm.Decky Rumaropen telah berbuat salah. Simon yang juga sahabat almarhum mengisahkan, bahwa dulu sebelum masa reformasi, ia dan sejumlah sahabat-sahabatnya bekerja bersama alm.Decky di YPMD. Tetapi setelah reformasi, semua teman-teman bubar dan pergi dari YPMD dan meninggalkan almarhum Decky berjuang sendiri menghidupi YPMD. Loyalitasnya terhadap YPMD dan gerakan-gerakan sosial di Tanah Papua telah menjadikan alm. Decky Rumaropen menjadi tokoh yang paling dihormati oleh semua pegiat LSM dan masyarakat Papua yang selama ini didampingi melalui program pemberdayaan ekonomi dari YPMD.
Sebagai penghormatan terhadap dedikasi yang luar biasa itu, seluruh pegiat LSM di Papua yang hadir dalam ibadah perkabungan itu kemudian bersama melantunkan sebuah lagu rohani, dan selanjutnya Direktur Foker LSM di Tanah Papua, Abner Mansai juga dipercayakan untuk membacakan riwayat hidup Alm.Decky Rumaropen.
Almarhum Decky Alexander Rumaropen lahir di Pulau Doom Sorong, 14 Agustus 1959, adalah anak ke dua dari 7 bersaudara, pasangan Bapak Zakarias Rumaropen (Almarhum) dan Mama Nelce Morin (Almarhumah).
Almarhum menyelesaikan pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Kabupaten Fak-Fak, lalu melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di Sorong dan menyelesaikan pendidikan S1 di jurusan Ekonomi Fisip Uncen pada 1988. Pada tahun yang sama almarhum diterima dan mulai bekerja sebagai staf di Yayasan Pengembangan Masyarakat Desa (YPMD) Irian Jaya melalui Program Penguatan Kapasitas Perempuan dalam diversifikasi usaha ekonomi rumah tangga yang memanfaatkan potensi alam di lingkungan Kampung di Kecamatan Depapre, Kabupaten Jayapura.
Pada 1990 ditunjuk sebagai Koordinator dan Pelaksana Program di Yayasan Rumsram Biak dan sekaligus membantu Pendirian Yayasan Rumsram Biak dan bekerja menjalankan Program Lingkungan dan Ekonomi di Biak Timur serta Pengembangan Air Bersih dengan teknik gravitasi, di Biak Barat Jauh, Biak Utara dan Biak Timur.
Juga mengembangkan Eco-Tourism di Kepulauan Padaido Atas, Biak, mendampingi masyarakat untuk menerima Bank Perkreditan Rakyat sebagai lembaga keuangan untuk mendorong peluang usaha ekonomi kerakyatan. 4. Membangun kerja sama dengan BCN Washington-USA, Mengembangkan Program Perhutanan Sosial di Hutan Damar Adibai Biak Timur dan membantu Proyek Cenderawasih Bay Coastal Area Development Plan.
Sejak 1998 , almarhum menjabat sebagai Direktur YPMD Irian Jaya, memimpin Staf YPMD Papua mendampingi Masyarakat Kampung Omawita di Mimika Timur Kabupaten Mimika untuk berdialog dengan PT. Freeport Indonesia yang wilayah adat mereka terkena dampak tailing untuk mendapatkan kompensasi. Juga terlibat aktif dan menjadi narasumber dalam penyusunan RANCANGAN PERTAMA UU OTSUS Papua yang dibuat oleh FOKER LSM Papua.
Almarhum memiliki profesi dan keahlian dalam mengembangkan program-program pengembangan masyarakat adat, antara lain: Mengembangkan akses marketing kepada masyarakat Kampung Boasom Distrik Unurumguai, melalui sarana transportasi darat.
Mengkaji dan mengembangkan pola pembelajaran bersama Masyarakat Kampung untuk Membaca Peningkatan Kapasitas Masyarakat sebagai bagian langsung dari partisipasi masyarakat adat menilai berbagai program dari luar kampung mereka. Mengembangkan model-model Kesehatan Lingkungan Masyarakat Kampung. Membangun model-model pengembangan kapasitas Perempuan untuk menolong kaum perempuan sendiri, melalui pendampingan dan pelatihan dan Mengembangkan model pengembangan Product Unggulan Masyarakat Adat seperti Kakao Organik untuk masuk dalam pasaran People Fund Asia (APF).
Almarhum telah mengikuti puluhan kursus dan pelatihan, bahkan sering menjadi narasumber dalam berbagai kegiatan, baik di dalam maupun di luar negeri. Selain sebagai Direktur YPMD, almarhum juga adalah Pendiri dan Direktur Utama PT. Kakao Kita Papua,sejak 2020 sampai sekarang.
Dengan segudang pengalaman itu, Alm. Decky Rumaropen tetap tampil sederhana. Sosok yang luar biasa dan inspiratif. Dua tahun bekerja di kantor YPMD bersama Yali Papua, saya melihat kesederhanaan itu. Satu wejangannya yang saya ingat adalah meminta kita untuk tetap rendah diri dan tetap sederhana ketika berkunjung dan bertemu masyarakat di kampung.
” Dengar apa yang masyarakat di kampung butuhkan, jangan kase tunjuk ko punya kepintaran,apalagi mau gaya paksakan buat program yang tidak sesuai dengan masyarakat punya kebutuhan, nanti barang tra jalan,” itu kalimat sederhana dari Kaka Decky yang selalu mengingatkan saya ketika berkunjung ke kampung-kampung dalam menjalani kerja pendampingan masyarakat. Penjaga markas LSM pertama dan tertua di jalan jeruk nipis itu telah pergi. Selamat jalan Kaka Decky! (abe yomo)