Twitter Instagram

Mengenal Situs Megalitik Tutari Doyo Lama

Secara administratif Situs Megalitik Tutari terletak di Kampung Doyo Lama, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Lebih tepatnya sekitar 7 km ke arah barat daya Distrik Sentani. Situs Megalitik Tutari berada di sebuah bukit seluas kurang lebih 60.000 m2 dan berada pada ketinggian antara 30 - 300 m di atas permukaan laut.

Bukit Tutari merupakan bukit tandus yang meninggi ke arah utara. Permukaan bukit ini ditumbuhi oleh ilalang, semak belukar, pohon akasia, dan pohon kayu putih serta terdapat batu-batu yang berukuran besar yang terhampar di permukaan bukit, yang sebagian telah digunakan sebagai media lukisan megalitik. Hasil pengamatan terhadap jenis batu-batu tersebut diketahui bahwa jenis batuannya adalah batu Gabro. Di bagian kaki bukit sebelah timur dan selatan terdapat Danau Sentani dengan perkampungan yang tertata memanjang mengikuti tepi danau dan terdapat tanjung yang dinamakan Bukit Teletabis sebagai objek wisata alam. Antara Danau Sentani dengan kaki bukit Tutari dibatasi oleh jalan raya yang menghubungkan Sentani dan Genyem. Di sebelah timur laut bukit dengan jarak sekitar 15 km menjulang Pegunungan Cyclop yang memanjang dari arah barat ke timur.

Megalitik merupakan budaya yang muncul pada akhir zaman prasejarah atau memasuki awal sejarah,budaya ini masuk ke nusantara dibawah oleh penutur Austronesia,demikian juga yang sampai ke Papua.

Budaya megalitik masuk ke Papua melalui dua jurusan,yaitu melalui kepulauan Indonesia bagian selatan, dan Indonesia Timur yakni Maluku ke Sorong,Fakfak,Kaimana selatan dan hingga Mamberamo bagian Utara

Jurusan kedua dari Formosa(Taiwan) terus ke Papua New Guinea dan masuk ke Papua melalui dua jalur yaitu yang ke Merauke di Selatan dan yang ke Jayapura Nafri,hingga Danau Sentani,Biak dan Waigeo di utara. Budaya megalitik yang sampai ke wilayah Danau Sentani(Tutari) adalah yang datang melalui Papua New Guinea yang mengikuti jalur utara.

Situs Megalitik Tutari adalah peninggalan budaya prasejarah.Situs ini merupakan peningalan budaya Suku Tutari,sebagai perwujutan kehidupan nenek moyang mereka pada zaman dahulu.

Situs ini merupakan peninggalan budaya suku Tutari,sebagai perwujudan kehidupan nenek moyang mereka pada zaman dahulu kala.Kini suku ini sudah tiada atau punah karena perang suku yang terjadi pada zaman itu.

Beragam bebatuan terlihat seantero di bukit ini.rata-rata warnanya hitam.bebatuan ini menggambarkan kehidupan,kebiasaan dan budaya suku tutari tempo dulu.Kurang lebih 10 meter perjalanan dari kaki bukit Situs Tutari,terdapat lokasi sektor satu dalam pembagian sektor-sektor di Bukit Tutari,terdapat enam sektor pada lokasi situs ini.

Situs Megalitik Tutari berada pada areal seluas sekitar 60.000 hektar.Di situs ini tersebar peninggalan budaya Suku Tutari berupa lukisan-lukisan batu,batu pahlawan,batu menhir,batu lingkar dan jajaran batu-batu lainnya.

Suku tutari sendiri merupakan sekelompok masyarakat zaman pra sejarah yang dahulu kala mendiami bukit Tutari sekitar 600 tahun yang lalu di tepi Danau Sentani Barat.Nama Kampung mereka adalah Tutari Yoku Tamaiyako atau sekarang lebih dikenal dengan Bukit Tutari,Situs Tutari berada di ketinggian sekitar 300 mdpl dari permukaan lautt Megalitik Tutari dibagi menjadi enam sektor atau bagian.  

Di sektor satu ini tersebar peninggalan budaya Suku Tutari berupa lukisan-lukisan batu,batu pahlawan,batu menhir,batu lingkar dan jajaran batu-batu lainnya.Terdapat juga di sektor satu sebuah gabro atau sejenis batu yang diukir pula dengan batu keras lainnya.

Teknik ukiran ini disebut Rock Engraving atau digores agar bisa membentuk ukiran.Pada batu-batuan di sektor satu ada dua batu yang terdapat ukiran dengan teknik tersebut.Motif ukiran di atas batu pada sektor satu berbentuk manusia,ikan,kadal,tanda air,dan kura-kura.

Jika dikalkulasikan motif manusia berjumlah dua belas,ikan sepuluh,kadal tujuh dan tanda air sepuluh.Makna ukiran di atas batu sektor satu kebanyakan merupakan flora dan fauna yang dilihat oleh masyarakat Suku Tutari pada saat berburu,makan,dan beraktifitas.Sektor dua terdapat bebatuan besar,batu besar ini seperti batu dipinggir kali atau sungai,padahal diatas bukit.

Sektor tiga di Situs Megalitik Tutari terdapat lukisan batu.Lukisan itu berupa gambar-gambar yang ditorehkan pada permukaan bongkah-bongkah batu besar yang dibuat dengan cara digores(rock engraving).Diketahui ada sekitar 125 buah batu yang terdapat lukisan.

Sektor empat Situs Megalitik Tutari ini,terdapat empat buah batu besar berbentuk kepala dan leher manusia.Batu-batu ini saling berdekatan antara satu dengan yang lainnya.Empat batu ini melambangkan kepala perang dimasa itu.

Tak hanya itu,empat batu ini disebut sebagai dinamisme atau penggambaran nenek moyang yang berbentuk seperti makhluk hidup.Empat batu ini melambangkan kepala perang dari empat suku,yaitu suku pngkatana,Suku Ebhe,Suku Yapo,dan Suku Wally.

Batu pahlawan(hero stone) adalah batu yang berbentuk kepala burung ini berjumlah tiga buah namun dua di antaranya sudah terhapus.Batu-batu tersebut dianggap sebagai mahkluk gaib yang diutus oleh nenek moyang orang Doyo untuk memusnahkan suku Tutari,dan salah satu batu yang berdiri dianggap sebagai panglima perang.Cerita tentang batu-batu ini merupakan salah satu bentuk legitimasi kekuasaan orang Doyo atas wilayah Suku Tutari.

Di sektor ini juga,terdapat lukisan gelang batu berjumlah kurang lebih 18 buah dan satu garis ikatan berwarna biru dilukiskan didalam batu berukuran besar ini.Lukisan ini berbentuk memanjang dari bawah sampai keatas.

Lukisan gelang di batu ini sebenarnya menggambarkan alat pembayaran maskawin masyarakat Sentani,khususnya anak ondoafi dan kepala suku.Gelang ini hanya bisa digunakan oleh ondoafi dan kepala suku.Selain dari itu,tidak diperbolehkan menggunakannya.

Di sektor lima terdapat batu berbentuk bulat yang tersusun rapih memanjang seperti jalan raya atau jajaran batu (stone ranks). Jajaran batu merupakan susunan batu-batu alam menjadi dua deret yang memanjang dengan orientasi barat daya-timur laut.

Deretan pertama di sisi barat laut berjumlah 44 buah batu dan deretan kedua disisi tenggara berjumlah 70 buah batu,dengan jarak antara keduanya sejauh 50 cm.Jajaran batu tersebut terletak di antara kompleks lukisan batu dan kompleks menhir

Sektor enam merupakan salah satu peninggalan budaya Suku Tutari yang ada di Bukit Tutari yaitu kompleks batu tegak yang terletak di Puncak bukit yang merupakan tempat musyawarah orang Tutari.

Batu-batu yang berdiri merupakan simbol dari tokoh-tokoh adat yang hadir dalam musyawarah tersebut.Batu tegak itu tertata rapi,seperti diatur petugas setiap hari.Lokasi ini persis berada dipuncak bukit.Menhir atau tiang batu adalah simbol roh nenek moyang.

Menhir dibukit Tutari berjumlah 110 buah,yang berupa batu-batu alam berbentuk lonjong yang didirikan dengan ditopang oleh sejumlah batu berukuran kecil.Bentuk dan ukurannya cukup bervariasi,dan menhir-menhir ini merupakan simbol-simbol roh nenek moyang.

Situs Megalitik Tutari sendiri memiliki nilai tersendiri jika dikunjungi,selain menikmati pemandangan Danau Sentani dan Keindahan Gunung Cyclop,pengunjung juga bisa mendapatkan ilmu tambahan terkait prasejajarah Suku Tutari.

Situs Megalitik dapat di kunjungi dengan kendaraan beroda dua maupun beroda empat,karena akses jalan yang sangat baik,serta lokasi Situs Megalitik Tutari juga sangat dekat dengan dua tempat wisata yakni Bukit Tungkuwiri dan Tanjung Cinta.

Situs Megalitik Tutari memiliki beberapa fasilitas yakni pos penjaga namun sudah rusak,pondok untuk beristirahat,namun sayangnya kondisi Situs Megalitik saat ini seperti kurang terawat dengan baik.

Sistem pengelolaan Situs Megalitik Tutari saat ini yakni di jaga langsung oleh Ondoafi setempat yakni Bapak Tidores Alexander Marweri,namun mereka sangat membutuhnya adanya bantuan dana dari pihak pemerintah setempat.

Dengan tujuan pemeliharaan situs tersebut serta memiliki biaya untuk membiayai seseorang untuk menjaga Situs Megalitik Tutari sehingga benar-benar ada perhatian khusus untuk menjaga Situs Bersejarah tersebut(Nelce/EcoDefender Jayapura).